Wartawan: Alvin Matthew H | Naskah: Ananda Gunawan S. | Penyunting: Valdo Feranda
SMA Citra Berkat Tangerang berkolaborasi dengan lembaga kursus Ganesha Operation mengadakan try out UTBK. Try out ini diadakan secara daring menggunakan peranti lunak karya Ganesha Operation yaitu GO Kreasi.
Pertama-tama, peserta try out harus memilih jenis ujian yang akan dilaksanakan, yaitu saintek (sains dan teknologi) atau soshum (sosial dan humaniora). Setelah itu, peserta try out diberikan pengarahan oleh Ganesha Operation tentang sistem penilaian yang digunakan,seperti peranti lunak yang akan digunakan, serta cara mengerjakan soalnya nanti.
Try out ini dilaksanakan pada Sabtu (12/6) lalu pukul 9.00 WIB dan terbagi menjadi 2 sesi: sesi pertama terdiri dari penalaran umum, pengetahuan kuantitatif, pengetahuan dan pemahaman umum, pemahaman bacaan dan menulis, dan bahasa inggris; kemudian dilanjutkan sesi selanjutnya yang terdiri dari pelajaran-pelajaran pokok dari jenis ujian yang diambil sebelumnya, entah saintek ataupun soshum.
Konselor SMA Citra Berkat Tangerang, Mr. Markus Estu mengatakan bahwa try out ini ditujukan untuk memotivasi siswa untuk bersaing di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
“Tujuan kita adalah memotivasi siswa untuk berani bersaing diterima di PTN dan mengenalkan para siswa bentuk soal UTBK dan cara menjawabnya,” katanya saat dihubungi melalui WhatsApp.
Kegiatan ini tidak terlepas dari kendala. Konselor yang akrab disapa dengan sebutan Mr. Markus ini mengatakan setidaknya ada tiga kendala yang dihadapi peserta try out.
“Kendala yg dihadapi dalam TOBK kemarin antara lain: 1. Siswa belum familiar dengan aplikasi yang dipakai; 2. Siswa belum memiliki kedisiplinan waktu, terutama waktu mulai ujian. Masuk on line terlambat karena terlambat bangun tidur; 3. Ada siswa tertentu yang tidak paham beda antara (jenis ujian -red) SAINTEK dan SOSHUM akibatnya di sesi kedua kaget mengapa mendapatkan soal yang bukan bidang jurusannya,” katanya.
Para peserta try out diizinkan untuk melakukan lintas jurusan pada tesnya. Namun, dengan catatan peserta telah mempertimbangkan apa yang akan diinginkannya pada masa depan dan risikonya.
“... asalkan memang telah mempertimbangkan dengan baik cita-citanya apa, jurusan kuliahnya apa dan siap menghadapi resiko tingkat kesulitan soal yang akan dihadapi saat mengerjakan soalnya,” pungkasnya.
Mr. Markus berpesan untuk para siswa yang memang serius untuk masuk ke PTN agar segera mempersiapkan sejak dini dan banyak mencari referensi tentang PTN yang ingin ditujunya.
“Harapan saya, semakin banyak siswa yg serius ingin ke PTN dan semakin percaya diri untuk mempersiapkan diri bersaing ke PTN. Persiapan yang serius sejak saat ini, biasanya akan berbuah baik di saatnya nanti. Bagi siswa yang memang ingin ke PTN, semakin serius lah dalam persiapan. Yang masih ragu-ragu, harus semakin banyak mencari referensi ttg PTN dan konsultasi,” katanya.
Saat ditanyakan secara terpisah, beberapa siswa mengaku tidak melakukan persiapan spesifik saat akan melakukan try out. Salah satunya adalah Brenda, siswi kelas 11 IPA yang mengambil tes saintek. Ia berpikir bahwa try out ini hanya mengukur kemampuan saja.
“Tidak ada sih ,” ujarnya. “Karena gw mikirnya hanya untuk ngukur kemampuan,jadi gw tidak belajar” sambungnya.
Setelah hasilnya keluar, beberapa siswa mengaku tidak puas dengan hasilnya.
“Tidak (tidak puas -red). Jujur aja ga,” katanya.
Setelah mengerjakan try out UTBK itu, Brenda menyadari bahwa ia harus belajar lebih giat lagi.
“Jujur aja, sebelum mulai TOBK gw agak deg-degan (karena -red) takut soalnya susah. Nah, abis (setelah -red) kelar (selesai -red) TOBK rasanya ‘tuh tenang banget dan untuk hasilnya, ‘kan udh keluar ‘tuh, jadinya gw menyimpulkan gw harus belajar lebih lagi untuk diri gw sendiri,” katanya.
Brenda mengatakan bahwa beberapa soal yang diujikan pada try out itu mengambil materi pada kelas-kelas yang lalu, dan juga karena sudah lama maka ia lupa dengan materi-materi tersebut.
“Apalagi kan ada ketemu soal kek (seperti soal -red) kls 10 gitu,” ujarnya. “Langsung mikir, kek ‘astaga ini rumus apa ya lupa banget’,” sambungnya.
Selain karena hal yang disebutkan oleh Brenda. Loanita, siswi kelas 11 IPS 1 yang mengambil tes soshum mengakui kesulitan karena beberapa materi yang diujikan pada try out itu diajarkan hanya sebatas pengertian dasarnya saja.
“Masalahnya beberapa materi belum dipelajari dan kadang kita itu baru pelajari kulitnya (dasarnya -red) aja, sehingga kita ga bisa ngerjain pas (saat -red) soal itu beda (dengan yang diajarkan -red),” ujarnya saat dihubungi melalui WhatsApp.
Comments