Reporter: Merlyn Yeron & Octwel Friani | Editor: Yolanda Dermawan.
Sekitar dua tahun pasca pandemi Covid mewabah, Valentine tidak dirayakan oleh warga sekolah, secara khusus para siswa-siswi SMA Citra Berkat. Bersyukur, bahwa tahun ini, Valentine dapat kembali dirayakan dengan sukacita, bahagia, dan secara kreatif. Perayaan dilakukan dengan saling tukar bunga, pesanan songfest, dan saling tukar surat secara anonim.
Bicara tentang hari raya Valentine, teman-teman tahu gak sih sejarah perayaan satu ini? Valentine dirayakan pada Bulan Februari yang dikenal juga sebagai bulan kasih sayang serta bulan yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Saat Valentine tiba, orang akan mengungkapkan rasa sayang dan kasihnya dengan bertukar cokelat, bunga, dan kejutan lainnya baik kepada orang tua, keluarga, sahabat, kekasih, dan teman-teman. Kira-kira kenapa ya kalau hari Valentine itu identik dengan coklat dan bunga?
Dilansir dari Liputan 6.com "Biasanya, cokelat di Hari Valentine diinterpretasikan sebagai simbol kasih sayang dan perasaan yang hangat. Hadiah coklat pada hari Valentine bisa menjadi bentuk penghargaan atau pengakuan atas hubungan yang ada, atau bisa juga menjadi bentuk ucapan ‘Saya menyukaimu’. Secara umum, cokelat pada Hari Valentine memiliki arti yang positif dan dapat menjadi hadiah yang manis dan menyenangkan bagi pasangan." Apa lagi coklat itu kesukaan banyak orang dan mengandung Serotonin dan Depresan yang dapat meningkatkan mood. Sedangkan kalau bunga yang sering diberikan pada hari Valentine biasanya adalah bunga Mawar. Bunga tersebut berwarna merah dan memiliki arti cinta, keindahan, dan keberanian. Dilansir dari Suara.Com.
Namun, kira-kira sejarah Valentine berasal dari mana ya? Yukk, kita intip sejarahnya!! Dilansir dari CNBC Indonesia, kisah ini berawal mula dari seseorang yang bernama Santo Valentinus, Menurut legenda tragedi pemenggalan ini bermula dari tahun 200 Masehi ketika Uskup Agung bernama Santo Valentinus tidak senang atas kebijakan Kaisar Romawi, Sang Kaisar melarang para tentara lajang untuk menikah, hal ini dikhawatirkan karena akan membebani tenaga dan pikiran mereka, sehingga dikhawatirkan tidak produktif. Kebijakan ini kemudian diberontak Valentinus. Alhasil, dia mengambil keberanian untuk melawan titah penguasa Romawi, yakni dengan menikahkan para tentara secara diam-diam. Karena melakukan pelanggaran, Valentinus akhirnya ditahan dan dijatuhi hukuman mati. Selama di penjara Valentinus banyak menuliskan surat yang ditunjukkan kepada muda-mudi seantero Roma.
Sekaligus juga mengirim surat kepada seorang perempuan yang dikenalnya di penjara. "Sebelum kematiannya, dia menulis surat bertanda "from your Valentine", sebagai bentuk kasih sayang kepada orang-orang yang diberi surat termasuk kekasihnya," Pada 14 Februari, Valentinus dihukum mati yang berarti pengiriman surat-suratnya tak pernah ada lagi. Sejak itulah namanya terlupakan dan tak banyak dibicarakan. Hingga akhirnya pada tahun 1415 cerita mengenai Santo Valentinus mengemuka kembali. Pangeran Prancis, Charles d'Orléans, melakukan aksi seperti Valentinus, yakni menuliskan banyak puisi kasih sayang kepada istrinya yang dipenjara di London. Aksi ini kemudian viral dan diikuti oleh Raja Henry V dari Inggris (1386-1422). Sejak itulah mengungkap kasih sayang menjadi hal lazim yang diikuti di seluruh dunia.
Untuk merayakannya, dipilihlah tanggal kematian Valentinus pada tanggal 14 Februari.
Seiring berjalannya waktu, bentuk perayaannya mulai beragam. Dari yang semula mengirim surat, kemudian menjadi tukar-menukar barang. Kini, perayaan Valentine terus dilakukan dan makin banyak cara untuk merayakannya.
Comments