Reporter: Raphita Munthe, Diandra Gayline Aulia Disant | Penyunting: Diandra Gayline Aulia Disant
Sejak 1980, Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia diadakan pada tiap Oktober sebagai peringatan Sumpah Pemuda; sumpah yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa. Perayaan Bulan Bahasa biasanya identik dengan acara yang bertema sastra dan budaya, terutama di sekolah-sekolah. Ini dilakukan agar generasi muda senantiasa mengingat dan melestarikan budaya bangsa di tengah maraknya pengaruh budaya luar. SMA Citra Berkat pun ikut serta memeriahkan Bulan Bahasa dengan mengadakan acara berjudul Eksponesia, pada hari Jumat (28/10/22) kemarin, bersamaan dengan peringatan ke-94 Sumpah Pemuda.
Dalam rangkaian acara yang bertujuan mengekspos eksotisnya Indonesia ini, peserta akan mengikuti perlombaan serta mendengarkan seminar. Kegiatan yang pertama diadakan adalah perlombaan mancakrida yang terdiri dari lomba bakiak dan nyunggi tampah, masing-masing dimenangkan oleh 12 IPS 2 dan 10.2. Kemudian dilanjutkan dengan seminar yang dibawakan oleh Toto ST Radik dan bertema literasi serta budaya Indonesia. Lalu, acara mencapai puncaknya pada lomba ekspos Indonesia, di mana tiap kelas akan menampilkan kebudayaan dari berbagai suku sesuai hasil diskusi hari-hari sebelumnya. Adapun pemenang dari perlombaan ini adalah kelas 12 IPS 2.
Dalam perlombaan ekspos Indonesia, kelas 12 IPS 2 menampilkan sebuah drama dengan konsep teleportasi, dengan 2 karakter utama mengunjungi tempat tinggal suku Dayak untuk melihat budaya mereka. Sherill, sebagai salah satu karakter utama pertunjukan tersebut, mengatakan kalau anggota kelas mereka sampai ada yang baru pulang sewaktu malam demi mempersiapkan kostum dan peralatan agar penampilan dapat maksimal. “Awalnya kami membuat konsep apa yang akan kami tampilkan, kemudian Mr. Yohan selaku wali kelas membantu membelikan bahan-bahan untuk kostum dan peralatan yang akan kami pakai. Lalu tiap murid akan menjalankan tugasnya sesuai pembagian dari konsep kami."
Meskipun sudah puas karena penampilan berjalan sesuai persiapan yang dilakukan, Sherill mengaku masih ada beberapa hal yang disesali kelasnya. “Kami sudah mempersiapkan materi dan peralatan yang rencananya akan kami pakai saat tampil, tapi malah gagal di hari itu. Lagu yang telah kami siapkan juga nggak ada di Gdrive dan di akhir penampilan lagu kami malah terpotong.”
Tak hanya murid, para panitia pun telah mengerahkan usaha terbaik mereka untuk memastikan acara berjalan dengan lancar. Persiapan pelaksanaan acara ini telah dimulai sejak bulan Agustus lalu, dengan para guru bahasa sebagai panitia. Selain persiapan dasar seperti pembuatan proposal dan perencanaan teknis acara, panitia juga membuat rencana cadangan bila terjadi kendala dalam pelaksanaan rencana utama.
Seperti yang diberitahukan dalam sosialisasi acara, ada 2 mata lomba mancakrida yang akan dilaksanakan dengan 1 lomba tambahan, jika masih tersedia waktu.
“Mata lomba yang kita siapkan itu ada 2 dengan 1 lomba alternatif. Kita alokasikan waktu 1 jam untuk lomba mancakrida. Ternyata benar, yang alternatif, yaitu tari sarung tidak jadi dilaksanakan karena waktu yang tidak mencukupi. Sehingga terpaksa kita harus ditiadakan," ungkap Mr. Carlo selaku salah satu panitia.
Panitia pun telah menyiapkan rencana cadangan terkait dengan lokasi acara.
“Kemudian, plan B terkait dengan lokasi lomba. Karena kemarin itu kan konsepnya outdoor. Kalau misalnya kemarin itu hujan, mau tidak mau kita akan pakai lapangan semi-indoor untuk melakukan lomba di situ. Kalaupun seluruh lapangan basah, rencana kita akan langsung fokus ke Eksponesia semuanya, ekspo budaya,” lanjut Mr. Carlo.
Meski menghadapi kendala waktu, acara tetap berlangsung dengan lancar, sesuai persiapan panitia.
“Ya, secara keseluruhan semuanya bisa berjalan baik, seperti itu,” pungkasnya.
Comments