top of page

Karya Pembaca - Menjadi Pahlawan

  • Gambar penulis: scbzine
    scbzine
  • 20 Nov 2020
  • 3 menit membaca

Sebuah Karya oleh Christy Jonathan

Sejak kecil, aku begitu tertarik dengan film-film yang ditayangkan pada hari Minggu pagi. Beberapa di antaranya memperlihatkan aksi heroik sang pemeran utama dalam membela kebenaran dan mengalahkan sang peran antagonis dengan serangan jitunya. Kemudian, aksi akan ditutup dengan perkataan bijak nan membekas dari pemeran utama yang begitu tangguh. Sungguh kisah yang begitu apik.

Dan tentu saja, para pahlawan dari film tersebut disanjung-sanjung oleh banyak orang, terutama anak lelaki yang berada di sekolah dasar. Aku masih begitu ingat ketika menggunakan seragam putih-merah dahulu, semua orang akan sibuk membicarakan karakter favorit mereka. Kilauan penuh kekaguman memenuhi mata teman-temanku ketika mengisahkan kembali apa yang menjadi adegan favorit mereka.

Aku pun tak jauh dari hal tersebut. Sebagai anak lelaki satu-satunya di dalam keluarga, kisah kepahlawanan yang kusaksikan di televisi menjadi hal pokok yang harus dibahas begitu berjumpa dengan teman sebaya.

Tokoh yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup adalah pahlawan bertopeng, sang pembela kebenaran yang begitu tangkas. Identitasnya tidak pernah terungkap oleh media, tetapi ia tetap memberikan pertolongan bagi yang membutuhkan. Ia tidak terlahir dengan kekuatan luar biasa besar yang membuatnya bisa memindahkan batu dengan satu jentikan jari. Sang pahlawan bertopeng hanyalah manusia biasa, tetapi ia berjuang untuk apa yang benar.

Siapa yang tidak terpesona dengan aksi heroik seperti itu? Pahlawan bertopeng adalah tokoh paling jaya di eranya. Semua orang menirukan kalimatnya, memperagakan setiap gelagatnya yang begitu lincah. Jangankan anak-anak, beberapa siswa SMA pun masih menikmati kisah sederhana yang dikemas dengan adegan menegangkan tersebut.

Orang-orang sampai rela membeli topeng khas film tersebut, bersamaan dengan sabuk dengan logo jingga yang begitu membanggakan.

Aku … ingin menjadi pahlawan yang seperti itu. Mengalahkan para penjahat yang hendak membobol bank, menyelamatkan nyawa ribuan orang yang nyaris melayang akibat bom besar, atau bahkan hal sederhana seperti membantu seorang nenek menyeberangi jalan.

Sudah kuputuskan! Aku ingin menjadi pahlawan bertopeng yang sesungguhnya! Akan kubuat para pelaku kejahatan itu jera.

Untuk itulah, aku berlatih keras untuk menjadi sepertinya. Bermodalkan tayangan beberapa film laga di televisi, kulatih fisikku supaya menjadi lebih kuat ketimbang sebelumnya. Setiap hari, kupaksa diriku untuk mengeluarkan seluruh tenaga--bahkan terkadang melebihi batasku. Ini semua kulakukan demi menggapai mimpiku.

Akan tetapi, berapa kali pun kucoba untuk memperkuat diri, semua usaha itu gagal oleh kenyataan bahwa aku ini lemah. Seberapa keras pun aku meninju, samsak tersebut tidak akan bergerak jauh. Seberapa keras pun aku menendang, hanya kakiku yang semakin terluka. Seberapa besar pun harapanku, hanya keputusasaan yang setia menyelubungi keseharian, membuatku percaya bahwa aku memang tidak dapat melakukan satu hal berguna dalam hidup.

Menjadi pemeran utama dengan aksi heroik adalah hal yang mustahil bagiku. Dengan badan kerempeng dan tinggi yang tidak seberapa ini, aku hanya bisa menjadi tokoh latar dalam sebuah cerita--tidak memberi efek pada suatu kisah.

Tak ada sumbangsih yang dapat kuberikan pada negara. Aku begitu jauh dari mimpi yang kuinginkan.

Tidak, ini bukan akhir dari cerita yang ingin kusampaikan kepada kalian. Aku memang pernah menyerah pada mimpiku, menganggap bahwa melawan pelaku kejahatan adalah satu-satunya tindakan kepahlawanan yang diinginkan dunia.

Namun, anggapan itu salah. Karena di dunia ini, pahlawan tidak dapat didefinisikan dengan sesuatu yang begitu sempit. Selayaknya diriku, yang tidak pernah menyangka bahwa aku pun bisa menjadi pahlawan dalam kehidupan.

Kulepaskan masker yang menutupi wajah begitu keluar dari ruangan bedah yang begitu menegangkan. Perasaan lega mengguyur sekujur tubuhku ketika mendapati bahwa pasien yang baru saja diperjuangkan nyawanya berhasil selamat. Biar kuberitahu padamu, kabar seperti itu adalah salah satu momen paling menyenangkan dalam karierku sebagai seorang dokter.

Ya, aku kini adalah seorang dokter. Sesudah menyalurkan seluruh kemampuanku dalam bidang akademik, di sinilah aku sekarang. Bukan dengan sabuk kepahlawanan, tetapi dengan jas putih kebangganku. Tiada pistol atau pedang yang kugenggam, melainkan pisau bedah yang dapat menentukan hidup-mati seseorang.

Aku memang bukan pahlawan bertopeng yang kuidolakan, tetapi di sinilah diriku berada sekarang, dengan aksi heroik yang berbeda, tetapi dengan satu tujuan yang sama. Kita semua berdiri di sini dengan keinginan yang sama--menjadikan dunia ini lebih baik dari sebelumnya.

Dan kau tidak perlu melakukan aksi yang begitu besar untuk menjadi pahlawan yang diagung-agungkan. Karena kisahmu tidak sama dengan pahlawan bertopeng ataupun kisahku. Kaulah yang akan mengukir kisahmu sendiri. Biar kukatakan kalimat terakhir bijak bak di film yang dahulu kutonton.

Apa pun yang menjadi potensimu saat ini, apabila dapat dikembangkan dengan baik, maka aku percaya bahwa kau pasti bisa menjadi pahlawan versimu sendiri.


 
 
 

Postingan Terakhir

Lihat Semua
Selamat Hari Kasih Sayang!

Reporter : Violeta & Zerrin | Penyunting : Diandra Tanggal 14 Februari biasa diperingati sebagai hari kasih sayang atau yang lebih akrab...

 
 
 

Comments


White Structure
Give Us Your Feedback
Rate Us
PoorFairGoodVery goodExcellent

Thank You For Your Feedback !

Dapatkan Informasi Terbaru
  • White Facebook Icon
bottom of page