Pada Rabu (28/08) kemarin, perwakilan pengurus JE–Junior Entrepreneur–OSIS SMA Citra Berkat Tangerang menghadiri Seminar Pendidikan di Kampus Unika Atma Jaya BSD. JE Citra Berkat mengirimkan 4 (empat) orang perwakilan.
Salah satu peserta perwakilan JE, Muhammad Daffa K.R menceritakan pengalamannya saat mengikuti kegiatan ini sebagai perwakilan JE, ia menceritakan bahwa peserta yang mengikuti kegiatan ini rata-rata dari sekolah swasta dan peserta berasal dari Tangerang–Tangerang Kota, Kab Tangerang, dan Tangerang Selatan.
“Narasumbernya sendiri sangat humble, sangat baik,” ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut dihadiri oleh Kak Yohana Elizabeth Haryadika, M.Ba, M.Pd seorang pemerhati pendidikan, Kak Herman Josis Mokalu dari Cameo Project, Kak Lofianto Febri Handoko dari Akupintar, Ibu Drs. Triana Wulan, M.Pd perwakilan dari Kemdikbud, pemerhati sejarah.
Ia mengatakan bahwa ia dengan para peserta lainnya tidak saling mengenal satu sama lain. Namun ketika ia berada di sana ia merasakan beragam budaya bersatu di sana. Kak Hermann Josis menceritakan bagaimana seharusnya Indonesia itu, persatuan bangsa Indonesia, menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Di sana, para peserta diharuskan membentuk sebuah kelompok terdiri dari 17-18 orang, dalam satu kelompok tersebut, tidak ada seorang pun yang berasal dari sekolah yang sama, para peserta juga diberikan tugas-tugas. Dari yang awalnya tidak mengenal satu sama lain, menjadi mengenal satu sama lain.’
Pada saat makan siang, para peserta dibuatkan sebuah kelompok. Ada yang makan dalam keadaan ‘buta’–Tanpa melihat, ada yang makan dengan 1 tangan, sampai ada yang makan tanpa menggunakan tangan namun masih dapat melihat makanan. Daffa sendiri mendapatkan makan dalam keadaan normal, sedangkan rekannya, Michael Lee, mendapatkan makan dalam keadaan buta. Para peserta yang mendapatkan peran normal, harus membantu yang lain. Awalnya, ia berpikiran, “Ini apa, sih?” namun, setelah ia melakukannya, ia merasa, “Wah, ini asik juga.”
Selanjutnya, para peserta ditayangkan sebuah video Cameo Project yang bertemakan bagaimana seharusnya persatuan bangsa. Bagaimana kita menyikapi keadaan isu-isu SARA seperti saat ini.
Para peserta terdiri dari banyak suku dan budaya, ada yang dari Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Jawa, sampai Sunda, serta berbagai agama, seperti Buddha, Kristen, Katolik, sampai Islam. Para peserta diajarkan untuk tidak memandang seseorang dari sukunya, kita diajarkan untuk berteman dengan siapa saja, agama apa pun, serta menyatu ke dalamnya, seperti yang tertera dalam sila ke-3 pancasila.
Para peserta juga diajarkan cara menyikapi dan cara memilah berita bohong/hoax, saat akan menyerap suatu berita, kita harus memilahnya dengan kebenaran dengan mencari fakta.
Menurutnya, ia mendapat banyak manfaat setelah mengikuti kegiatan ini, salah satunya mendapat teman baru, terutama bagi pengurus OSIS menjadi memiliki relasi dengan sekolah lain, dapat bertemu teman baru, bahkan dapat bertemu lagi dengan teman lama.
Para peserta juga diperkenalkan Unika Atma Jaya itu sendiri, belajar tentang teknik kultur jaringan, teknologi pangan, teknik mesin, serta kepribadian.
Acara dimulai jam 8.00, berangkat dari sekolah jam 7.00, pulang jam 15.00. Acara tsb cukup lama dan ia sendiri mengakui hal tersebut setelah ia sendiri melihat susunan acara, namun ia mengatakan bahwa ia merasa waktunya cepat karena acaranya sendiri yang lumayan seru.
Daffa menambahkan bahwa anak-anak zaman sekarang sudah dapat mengikuti zaman dengan baik, ada yang dapat bisa membedakan berita hoax (Bohong), namun ada juga yang tidak. Saat kita mendapatkan sebuah berita, cari dahulu kebenarannya berdasarkan fakta-faktanya.
“Jadilah pemuda yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya, ketika Anda menjadi seorang remaja, Anda tahu sejarah bangsa Anda, Anda tahu kesatuan dan kesatuan, tahu bagaimana cara menyikapi isu-isu yang memecah belah bangsa,” tutupnya.
Comments