Pexels/Tim Gouw
Wartawan: Hansen Utomo Gunawan dan Ananda Gunawan Sentosa
Penyunting: Ananda Gunawan Sentosa
Untuk mengakhiri tahun ajaran 2019/2020, Sekolah Citra Berkat telah mengadakan Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (disingkat sebagai E-PJJ) sebagai pengganti Penilaian Akhir Tahun. E-PJJ sendiri dilaksanakan untuk seluruh siswa-siswi kelas 10 dan 11 secara daring akibat keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengadakan kegiatan PAT secara normal.
E-PJJ berlangsung selama 6 hari, dari hari Rabu (03/06/2020) hingga hari Rabu (10/06/2020). Satu harinya diselingi dengan presensi, renungan pagi, E-PJJ sebanyak 2 mata pelajaran, dan juga break time. Kelas akan dimulai pada pukul 07.45 hingga 11.30 WIB. Platform Google Form digunakan saat E-PJJ ini dilaksanakan.
Tidak sedikit siswa-siswi yang merasa takut karena ini pertama kalinya ada E-PJJ. “Awalnya takut karena tidak terbiasa secara daring, namun adanya PJJ ini membuat saya terbiasa menggunakan platform/media secara daring. Selain itu, sisi positifnya saya lebih senang karena saya punya banyak waktu untuk belajar,” ungkap Nita, salah satu siswi kelas 10 IPS 2, saat diwawancarai melalui WhatsApp pada Jumat (12/06/2020).
Beberapa kendala yang sering dialami para siswa yaitu koneksi internet. “Kendala yang paling saya rasakan ketika E-PJJ adalah sinyal, dan juga masalah Wi-Fi. Soalnya Wi-Fi saya tuh suka down. Waktu itu pas E-PJJ matematika kalau nggak salah, itu Wi-Fi saya tiba-tiba down, dan itu saya merasakan terhambat sekali, jadi saya harus beli kuota dulu keluar, begitu. Jadi, biar E-PJJ saya bisa berlangsung,” ujar Valen, salah satu siswi kelas 11 IPS 2 saat diwawancarai melalui LINE pada Jumat (12/06/2020).
Karena berlangsung secara daring, banyak guru yang sempat kesulitan dalam menyusun soal dan khawatir dalam pelaksanaan E-PJJ ini, salah satunya Ms. Agi, guru mata pelajaran bahasa Jepang. Beliau khawatir akan para siswa yang tidak dapat mengakses soal E-PJJ dengan lancar. Meskipun begitu, semua berjalan dengan lancar. “Tapi Puji Tuhan, meski ada kendala, semua masih bisa diatasi bersama,” ujarnya saat dihubungi melalui WhatsApp pada Jumat (12/06/2020).
Satu masalah lagi yang menjadi sorotan para guru adanya kerja sama antarsiswa maupun menyontek, karena tidak bisa diawasi dengan langsung. Dalam hal ini, guru-guru selalu mengingatkan siswanya dalam renungan pagi untuk selalu berlaku jujur. “Selalu mengingatkan setiap kali DR pagi untuk selalu jujur sekalipun tidak ada yang mengawasi namun Tuhan selalu ada di samping kita,” ujar Ms. Agi. Mr. Ari, guru pelajaran matematika, juga mengatakan bahwa semuanya kembali kepada siswa masing-masing. “Untuk integritas kembali lagi kepada para siswa,” ujar Mr Ari saat dihubungi melalui WhatsApp pada Jumat (12/06/2020).
Kesimpulannya, E-PJJ bukan hanya sekedar meraih nilai, namun juga menjadi ajang pembuktian sikap siswa, terutama integritas. “Tidak hanya Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh, tetapi juga ajang untuk mengevaluasi sikap dan karakter kita. Terutama integritas kita,” ujar Ms. Agi. Selain itu, E-PJJ ini adalah hal yang menantang dan juga menarik, namun memiliki risiko yang besar juga. “Menantang, menarik, tapi juga risikonya kayak misalnya sinyalnya tiba-tiba down atau page/halamannya ke-refresh lagi terus harus ngulang, banyak tantangan dan juga ada risikonya, tapi itu adalah sesuatu hal yang harus kita hadapi, begitu,” tutupnya.
Comments