_edited.png){kind=small}
Wartawan : Violeta Ratna Hapsari | Penyunting : Saskia Ayu Lastri
SMA Citra Berkat kembali menyelenggarakan acara Bulan Bahasa untuk memperingati hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2022. Bulan Bahasa adalah rangkaian acara untuk memperkenalkan budaya dan bahasa yang terdapat di Indonesia. Ada beberapa mata acara yang diselenggarakan, mulai dari mancakrida budaya (balap bakiak dan nyunggih tampah), Seminar Literasi Budaya bersama Toto St. Radik, dan ditutup dengan puncak acara berupa Ekspo Budaya. Setiap kelas ditugaskan mempresentasikan suku-suku yang ada di Indonesia, seperti Dayak, Nias, Minang, Sunda, Sumba, Bugis, Toraja, Sasak, dan Papua.
Setiap kelas telah disosialisasi sejak akhir September untuk mempersiapkan penampilan dalam bulan bahasa. Sekolah memberikan modal untuk dikelola oleh kelas mempersiapkan penampilan terbaik. Menjelang bulan bahasa, banyak kelas yang mempersiapkan dengan sangat serius mulai dari materi pertunjukkan hingga atribut yang diperlukan sebagai penunjang acara.
“Untuk persiapan, awalnya kami membuat konsep apa yang akan kami tampilkan, kemudian wali kelas kami, yaitu Mr. Yohan sangat membantu, ia membelikan bahan-bahan untuk membuat kostum dan peralatan yang akan kami pakai, lalu tiap murid menjalankan tugasnya sesuai pembagian dari konsep kami. Lalu, kami pulangnya ada yang sampai sore atau bahkan malam untuk latihan hingga membantu walas kami yang sedang menyiapkan kostum dan peralatan yang akan kelas kami pakai pada saat penampilan,” cerita Sherill, salah satu siswi 12 IPS 2.
Ada 9 kelas yang bersaing memberikan penampilan prima. Setelah kompetisi yang ketat, kelas 12 IPS 2 keluar sebagai juara 1 lomba ekspo-budaya.
”Perasaanku pastinya seneng karena sesuai ekspektasi, karena bisa dibilang memang persiapan kami cukup dan sangat optimis, makanya pas menang langsung bersyukur banget,” tambah Sheril saat ditanya mengenai perasaannya saat menang.
Tentunya acara bulan bahasa ini tidak luput dari masalah. Setiap kelas mendapat tantangannya masing-masing. “Kendalanya yang kami alami, kami sulit membagi waktu untuk latihan dengan keharusan kami pulang sekolah atau keperluan pribadi kami, terkadang kami emosian dengan perbedaan pendapat, juga kami sempet patungan untuk membeli peralatan untuk tampil, tapi ternyata peralatan tersebut tidak bisa digunakan,” jawab Sheril mengenai kendala apa yang dialami oleh kelasnya.
Comments